
MEMILIH ABAI TERHADAP POLITIK, BIJAKKAH ?
ISLAM DAN POLITIK
MASJID SUCI, POLITIK KOTOR, JAUHKAN POLITIK DARI MASJID. BENARKAH ?
ISLAM MEMANGGILMU UNTUK BERPOLITIK
BERPOLITIK ADALAH BAGIAN DARI ISLAM YANG FARDHU KIFAYAH
https://politik.p2.blog/2023/02/13/saatnya-ulama-ikut-bertarung-dan-menentukan-arah-politik-ummat/
URGENSI BERPOLITIK BAGI UMAT ISLAM
BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG POLITIK ?
“ULAMA TAK BOLEH BERPOLITIK” INI PENGKADALAN KITA OLEH BELANDA
https://politik.p2.blog/2023/02/12/ulama-hadir-ke-pentas-perpolitikan-salahkah/
URGENSI PERAN POLITIK ULAMA DALAM PERPOLITIKAN DUNIA
GENERASI MILENIAL JADI PENENTU KEHIDUPAN POLITIK YANG BERADAB
PENTINGNYA PENDIDIKAN POLITIK BAGI PENGUSAHA
PERBEDAAN ELEKTABILITAS DAN POPULARITAS DALAM POLITIK
TUJUAN SAFARI POLITIK
BERPOLITIK SEBAGAI SARANA MENYEMPURNAKAN PENGABDIAN KEPADA ALLAH
BERKAHNYA ULAMA YANG BERPOLITIK ADA MANFAATNYA
URGENSI PERAN ULAMA DALAM RANAH POLITIK
ULAMA – POLITIK – NAHI MUNKAR
ULAMA RABBI ITU JAUH DARI POLITIK, BENARKAH ?
MEMILIH PEMIMPIN & POLITIK UANG DALAM PANDANGAN ISLAM
POLA PENETAPAN KEBIJAKAN DALAM POLITIK ISLAM
ESENSI LARANGAN PEREMPUAN JADI PEMIMPIN DALAM ISLAM
PENTINGNYA POLITIK SEBAGAI ALAT DAKWAH
TUJUAN UTAMA DAKWAH POLITIK BUKAN UNTUK BERKUASA
PERAN POLITIK ULAMA
HARAKAH ISLAMIYYAH SEBAGAI PERGERAKAN REFORMIS LEWAT POLITIK
MENGAPA UMAT ISLAM MENGABAIKAN POLITIK ?
PEMUDA HARUS TERJUN KE RANAH POLITIK
https://politik.p2.blog/2022/12/18/politik-salah-satu-cara-penyebaran-islam-yang-ampuh/
Utk bisnis alat & perabot plastik klik web & halaman FB:
https://www.facebook.com/profile.php?id=100087413413813&mibextid=ZbWKwL
Utk bisnis full fashion klik web & halaman FB:
https://fb.me/konveksianekagrosir
Website pusat Armada :
Utk layanan Travel umrah mudah & murah klik :
Utk layanan segala jenis bibit unggas klik :
Utk layanan cetak-Sablon-Atk-Service, dll klik :
Utk gabung ke group WA Aneka bisnis center Armada klik :
https://chat.whatsapp.com/K4zze4ItlVdB2cxGC9t0OY
DAKWAH POLITIK ANTARA PRAGMATISME DAN PROFESIONALISME
Rasulullah SAW bersabda, “Kenabian berada di tengah Anda selama yang dikehendaki Allah kemudian Allah mengangkat, Kemudian berlaku kekhalifahan sesuai manhaj kenabian dan ia ada selama yang dikehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya. Kemudian muncul raja-raja yang menggigit selama yang dikehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya. Kemudian muncul raja-raja yang diktator selama yang dikehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya. Kemudian muncul kekhalifahan menurut jalan kenabian.” Kemudian beliau diam.”
Bukhari dan Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Kiamat tidak terjadi sebelum umat Islam memerangi umat Yahudi. Umat Islam membunuh mereka hingga orang-orang Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata, ‘Hai muslim hamba Allah, ini ada yahudi di belakangku. Kemarilah, lalu bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad, karena ia termasuk pohonnya Yahudi.” Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW sabda, “Yang tersisa dari kalian akan memerangi Dajjal di sungai Yordania. Kalian berada di timur dan mereka di barat.” Ibnu Dharim, perawi hadits ini berkata, “Saya tidak tahu dimana Yordania pada waktu tiu.”
Jelas bahwa kembali kepada Islam merupakan hal yang dipastikan Allah dan Nabinya mengabarkannya.
Secara sederhana, kembalinya umat kepada Islam itu dimulai dari keberadaan individu muslim yang komitmen terhadap agamanya, kemudian keluarga muslim, kemudian masyarakat muslim dan daulah muslim dan yang terkahir adalah umat muslim sebagaimana yang dikehendaki Allah dalam firman-Nya, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (Ali ‘Imran 110) Kalian menjadi saksi atas mereka, memerintahkan yang ma’ruf, mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah.
Kita sekarang berada di era raja-raja diktator sejak Ataturk melakukan kudeta terhadap kekhalifahan Utsmaniyyah pada permulaan abad 20. Selama satu abad ini umat Isalm diperintah secara paksa dengan tank, mortar dan roket. Militer menguasai para ulama, pemikir, da’i dan pemimpin sosial. Militer bertindak layaknya Fir’aun, hingga menjadikan bangsa mereka sebagai sapi perahan bagi diri mereka sendiri, para algojo mereka dan anak-anak mereka. Mereka menjadikan bangsa mereka sendiri sebagai pelayan bagi mereka dan tuan-tuan mereka, yaitu musuh-musuh umat Islam yang memupuk subur dan mendukung diktatorisme ini, meskipun Barat mengklaim sebagai penanggungjawab atas demokrasi dan hak asasi manusia.
Bagaimana mungkin umat Islam mengalahkan Yahudi, sedangkan Yahudi hari ini menguasai dunia? Kemenangan itu tidak mungkin terjadi kecuali umat Islam kembali kepada Islam mereka, mengimplementasikannya dalam kehidupan mereka dan menjadikan syari‘at Allah sebagai hukum yang berlaku bagi hamba-hamba Allah di manapun mereka berada. Pada saat itulah umat Islam kembali menjadi umat terkuat yang pernah dikenal sejarah sebagaimana dahulu kala dan akan mengalahkan Yahudi.
Ketika hukum yang berlaku kembali seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW, yaitu “kekhalifahan menurut jalan kenabian,” maka rezim diktator tersebut akan berakhir dan sistem pemerintahan kembali kepada sistem syura sebagaimana yang terjadi pada masa kenabian dan Khulafa’ Rasyidun.
Dalam perjalanan umat Isalm kepada sistem syura itu, mereka akan melewati sistem demokrasi sebagai fase transisi menuju sistem syura, Allah Mahatahu. Nilai kebaikan yang besar dalam sistem demokrasi yang hakiki adalah penghargaan terhadap keinginan bangsa dan ketika keinginan bangsa kita dihormati, maka mereka tidak akan menerima sebuah alternatif dari Islam. Tentu saja setelah pendidikan politik menyentuh semua lapisan masyarakat dan mereka meyakini bahwa politik adalah bagian dari fondasi Islam.
Sebagian negara Islam seperti Indonesia, Malaysia, Aljazaid, Turki dan selainnya telah mulai menggeliat dari cengkraman pemerintahan diktator dan bergerak menuju iklim kebebasan setelah seabad lebih berada di bawah pemerintahan yang diktator. Banyak penguasa yang memahami hal itu, sehingga mau menuruti sebagian keinginan rakyat mereka. Mereka pura-pura berdemokrasi di hadapan mereka, sesudah dunia internet telah menghapus sekat-sekat ruang bagi warna dunia dan setelah masyarakat di negara-negara yang diktator itu bisa mendengar apa yang terjadi di dunia pada hari tu juga. Mayoritas negara di dunai pada hari ini menerapkan sistem demokrasi, sehingga para penguasa yang diktator itu pun memakai kedok demokrasi.
Banyak negara yang berafiliasi kepada Islam pada hari ini mulai mengikuti sistem demokrasi formalistik, agar tampak bahwa mereka itu bukan diktator. Banyak diselenggarakan pemilu di negara-negara Islam, dimana pemilu merupakan simbol demokrasi. Biasanya, warga muslim diundang untuk mengikuti pemilu, tetapi ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya; apakah ia berpartisipasi dalam pemilu, atau memboikotnya? Apabila ia ikut pemilu, maka siapa yang akan dipilihnya? Mengapa ia memilih si A bukan si B?
Ada banyak lagi pertanyaan yang diajukan kepada setiap warna muslim, namun ia tidak memperoleh jawabannya. Para ulama yang enggan mengajari warga muslim mengenai hukum pemilu. Bahkan mereka tidak mau mendekatinya karena pemilu adalah politik dan politik itu haram bagi mereka, halal bagi orang-orang sekuler. Umat Islam terlantar sehingga tidak mengetahui halal dan haram dalam perkara pemilu. Masing-masing bertindak sesuai seleranya, atau kepentingan duniawinya, atau sesuai instruksi keluarga atau partainya.